Rabu, 18 September 2013

BERANDA





PUPUK ORGANIK SUNYE BIO AGRO


SUNYE BIO AGRO merupakan pupuk organik yang di produksi dalam negeri dibawah pengawasan SUNYE ORGANIC FERTILIZER CO., Ltd. Fujian – China. Pupuk organik SUNYE BIO AGRO merupakan inovasi bioteknologi negara – negara maju dengan sistem daur ulang limbah hasil laut, limbah ternak, limbah pertanian dan limbah industri menjadi pupuk siap pakai dengan harga terjangkau, kaya akan kandungan unsur hara, baik makro maupun mikro, asam amino, hormon pertumbuhan dan mikroorganisme.
SUNYE BIOA GRO adalah Formula biologis yang di proses dan dikembangkan dengan teknologi modern, melalui serangkaian percobaan serta analysa yang ketat guna menghasilkan aktivator yang berkualitas tinggi dan berfungsi untuk :
  • Mengatur penyerapan berbagai unsur nutrisi yang dibutuhkan untuk metabolisme tanaman.
  • Memaksimalkan pertumbuhan akar, daun, bunga dan buah serta meningkatkan kualitas dan hasil panen.
  • Memperbaiki struktur dan sifat kimia tanah serta merangsang pertumbuhan mikro organisme dan menjaga keseimbangan biologis tanah yang berguna untuk menyuburkan tanah.

KANDUNGAN SUNYE BIO AGRO

Kandungan Pupuk Organik Sunye Bio Agro terdiri dari :
1) NUTRISI ESSENSIAL
Yang terdiri dari :
UNSURFUNGSI
  1. N   (Nitrogen)
  2. P    (Fosfor)
  3. K   (Kalium)
  4. Fe  (Ferum)
  5. Mn (Mangan)
  6. B   (Boron)
  7. Mg (Magnesium)
  8. Ca (Kalsium)
  9. S    (Sulfur)
  10. Cu (Cuprum)
  11. Zn  (Zinc)
Pertumbuhan vegetatif dan hijau daun.
Pertumbuhan akar dan memperkuat batang.
Meningkatkan kualitas buah dan rasa.
Penyusun klorofil (hijau daun).
Pengerambahan biji dan pemasakan buah.
Peningkatan kualitas buah.
Pembentukan biji dan kayu pada tanaman keras.
Pembentukan klorofil.
Penyusunan unsur sulfur.
Penyusunan dan mengatur transformasi enzym.
Pembentukan hormon tumbuh.
Merupakan unsur pengikat (katalisator) unsur lain, yang membuat daya pertumbuhan dan daya produksi menjadi maksimal. Adapun 17 asam amino tersebut adalah :
  • Cysteine
  • Threonina
  • Agrinina
  • Tirosina
  • Methlonina
  • Valina
  • Aspartic
  • Glutamat
  • Serina
  • Histidina
  • Glisina
  • Isoleucine
  • Fenilanina
  • Heusina
  • Leusina
  • Lisina
  • Alanina
Mikroorganisme yang terkandung adalah
  • Mikroba penambat
  • Mikroba pelepas
  • Mikroba perombak/ Pengurai bahan organik
Yang terdiri dari :
  1. Monococcus (Fluoresence)
  2. Monococcus (Non Fluoresence)
  3. Diplococcus
  4. Staphylococcus
  5. Stettococcus
  6. basil
  7. Strptobasil
4) ENZYM
Kandungan Enzym berfungsi untuk melepaskan ikatan sel dalam proses menghancurkan bahan organik serta mengubah protein menjadi asam amino supaya cepat diserap tanaman.
5) HORMON ALAMI/HORMON PERTUMBUHAN
Kandungan hormon terdiri dari :
  1. Giberalin
Berfungsi untuk memacu dan mempercepat pertumbuhan pucuk muda dan bunga, memacu pengangkutan makan dan mineral dal sel penyimpanan sehingga tanaman yang baru akan cepat tumbuh.
  1. Zeatin
Adalah zat pengatur tumbuh yang berfungsi untuk memacu pembelahan sel dan pembentukan organ dan dapat menunda penuaan berbagai jenis tanaman.

MACAM SUNYE BIO AGRO

Pupuk organik SUNYE BIO AGRO terdiri dari 3 macam jenis, yaitu :
1) PUPUK AKAR (SIRAM)
Digunakan dengan cara disiramkan di sekeliling tajuk tanaman. Dapat pula di oplos dengan pupuk anorganik (pupuk kimia).
2) PUPUK DAUN (SEMPROT)
Digunakan dengan cara disemprotkan keseluruh permukaan daun atas dan bawah agar penyerapan hara berjalan maksimal.
3) PUPUK TABUR / GRANUL
Digunakan dengan cara ditabur atau dibenamkan di sekitar tanaman dengan tujuan mengurangi penguapan karena pengaruh cuaca.

MANFAAT DAN KEUNGGULAN

  1. Mengembalikan unsur hara dan menyuburkan tanah.
  2. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah.
  3. Memperbaiki struktur, sirkulasi udara dan sifat kimia tanah.
  4. Meningkatkan produksi , memperbaiki kualitas dan hasil panen.
  5. Menyediakan hasil panen organik yang aman dikonsumsi manusia
  6. Menghemat pemakaian pupuk anorganik (pupuk kimia), pestisida dan fungisida.
  7. Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit.
  8. Alami dan ramah lingkungan.
  9. Menyediakan pupuk yang berkualitas tinggi dengan harga yang sangat terjangkau.
TABEL 1
PEMAKAIAN SUNYE BIO AGRO
PADA TANAMAN SEMUSIM
Jenis
Tanaman
Dosis
Sbl Tanam
Dosis
Stl Tanam
Interval
Kebutuhan
Per Ha
Keterangan
Bawang Merah
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
15 Kg
Bawang Putih
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
15 Kg
Jagung
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
12 Kg
Kacang Tanah
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
8 Kg
Kedelai
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
8 Kg
Kentang
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
10 Kg
Melon
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
12 Kg
Padi
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
15 Kg
Pisang
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
8 Kg
Sayuran
4 cc/liter
2 cc/liter
8 hari
8 Kg
Semangka
4 cc/liter
2 cc/liter
8 hari
12 Kg
Singkong
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
10 Kg
Talas
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
10 Kg
Tebu
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
15 Kg
Ubi Jalar
4 cc/liter
2 cc/liter
15 hari
10 Kg
TABEL 2
PEMAKAIAN SUNYE BIO AGRO
PADA TANAMAN JANGKA PENDEK
Jenis
Tanaman
Dosis
Sbl Tanam
Dosis
Stl Tanam
IntervalKeterangan
Buncis
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Cabe
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Kacang Capri
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Kacang Panjang
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Labu Siam
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Mentimun
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Oyong
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Terong
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Tomat
4 cc/liter
2 cc/liter
10 hari
Pohon Bunga
4 cc/liter
1,5 cc/liter
15 hari
Anggrek
4 cc/liter
1,5 cc/liter
15 hari
Tanaman Hias
4 cc/liter
1,5 cc/liter
15 hari
TABEL 3
PEMAKAIAN SUNYE BIO AGRO
PADA TANAMAN KERAS
Jenis
Tanaman
Dosis
Pupuk Akar
IntervalDosis
Pupuk Daun
IntervalKebutuhanPer 100 PohonKeterangan
Alpukat
5 cc/liter
3 bulan2 cc/liter3 bulan8 Kg
Apel
4 cc/liter
3 bulan2 cc/liter2 bulan12 Kg
Blimbing
4 cc/liter
3 bulan
2 cc/liter
2 bulan
8 Kg
Cengkeh
4 cc/liter
3 bulan
2 cc/liter
3 bulan
12 Kg
Durian
5 cc/liter
3 bulan
2 cc/liter
3 bulan
10 Kg
Jambu
4 cc/liter3 bulan2 cc/liter2 bulan8 Kg
Jeruk
4 cc/liter3 bulan2 cc/liter2 bulan12 Kg
Kakao
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter2 bulan10 Kg
Kelapa Hibrida
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter3 bulan10 Kg
Kelapa Sawit
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter3 bulan15 Kg
Kopi
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter2 bulan10 Kg
Lada
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter2 bulan10 Kg
Mangga
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter3 bulan10 Kg
Rambutan
5 cc/liter3 bulan2 cc/liter3 bulan8 Kg
TABEL 4
PUPUK KIMIA (ANORGANIK)
Jenis
Tanaman
Pupuk
Urea
Per Ha
Pupuk
TSP
Per Ha
Pupuk
KCL
Per Ha
Pupuk Sunye Akar
Per Ha
Pupuk Sunye Daun
Per Ha
Padi
125 Kg40 Kg50 Kg10 KgDitabur 2x3 KgSemprot 3x
Jagung
150 Kg100 Kg100 Kg12 KgDitabur 2x3 KgSemprot 3x
Kacang Tanah
50 Kg100 Kg150 Kg7 KgDitabur 1x1 KgSemprot 1x
Kedelai
50 Kg50 Kg50 Kg7 KgDitabur 1x1 KgSemprot 1x
Singkong
200 Kg150 Kg-8 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Bawang Merah
200 Kg150 Kg200 Kg9 KgDitabur 2x3 KgSemprot 3x
Kentang
100 Kg150 Kg100 Kg10 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Cabe Merah
10 Gr/pohon15 Gr/pohon10 Gr/pohon10 KgDitabur 2x2 KgSemprot 1x
Tomat
150 Kg200 Kg150 Kg10 KgDitabur 2x2 KgSemprot 2x
Kol/Kubis
150 Kg200 Kg100 Kg6 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Caisim
150 Kg150 Kg50 Kg6 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Sawi Putih/Sanho
150 Kg150 Kg50 Kg6 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Bayam
150 Kg150 Kg-6 KgDitabur 1x2 KgSemprot 1x
Melon
150 Kg150 Kg100 Kg10 KgDitabur 2x2 KgSemprot 2x
Mentimun
100 Kg150 Kg100 Kg10 KgDitabur 2x2 KgSemprot 2x
Semangka
50 Kg200 Kg100 Kg10 KgDitabur 2x2 KgSemprot 2x
Catatan :
Penggunaan Pupuk Sunye bisa dioplos dengan pupuk kimia (anorganik)

Kondisi Tanah

Menciptakan Kondisi ideal bagi Tanaman berdasarkan hasil uji tanah
Sampai saat ini, tanah masih menjadi faktor vital dalam usahatani karena hampir semua produk pertanian yang berupa tanaman membutuhkan kehadirannya sebagai tempat tumbuh, tempat persediaan nutrisi (unsur hara) maupun air yang sangat dibutuhkan tanaman.
Agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka kondisi tanah haruslah ideal sesuai dengan syarat yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang kaya akan unsur hara dan memiliki kandungan organik yang cukup, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tumbuh secara optimal. Namun demikian, tidak mudah bagi kita untuk menciptakan kondisi ideal suatu tanah bagi tanaman. Apalagi bila kita tidak mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi kondisi ideal tersebut.
Cara termudah untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan tanah sesuai tanamannya adalah dengan melakukan pengujian. Hasil pengujian tanah sangat berguna untuk pertanian karena akan memberikan informasi yang lengkap mengenai kondisi lahan kita saat ini. Dari hasil pengujian itulah kita bisa memperkirakan apa saja dan berapa banyak unsur hara yang harus ditambahkan.
Penggunaan tanah yang terus menerus tanpa istirahat disertai dengan aplikasi pupuk yang tidak tepat akan merusak struktur dan komposisi tanah. Akibatnya, tanah yang semula subur akan menurun kualitasnya, dengan implikasi penggunaan pupuk dengan dosis semula tidak lagi efektif untuk meningkatkan produktivitas. Artinya, dosis pupuk yang dulu tidak bisa lagi dijadikan tolok ukur untuk aplikasi saat ini.
Selain penggunaan lahan yang terus menerus, adanya perubahan iklim, pencemaran, penggunaan bahan kimia yang berlebihan juga sedikit banyak akan merubah variabel yang mempengaruhi kesuburan tanah seperti pH tanah, kandungan unsur hara makro maupun mikro, KTK (Kapasitas Tukar Kation), kelembaban, kelarutan dan lain-lain.
Berdasarkan hal itulah maka pengujian tanah penting dilakukan. Sayangnya, di negara kita pengujian tanah belum begitu luas penggunaan dan pemanfaatannya oleh sebagian besar petani kita, mungkin hanya sebagian kecil saja diantara mereka yang menyadari arti pentingnya. Lagipula alat yang digunakan untuk mengujinya pun sangat mahal. Sehingga proses pengujian tanah di Indonesia saat ini masih dilakukan oleh lembaga penelitian baik negeri maupun swasta.
Tipe Tanah
Tidak semua jenis tanah yang ada di alam cocok untuk tanaman pertanian. Setiap tanaman tentunya memiliki persyaratan tumbuh tersendiri sehingga wajar bila pada tanah tipe tertentu tanaman tersebut tidak bisa tumbuh dengan baik bahkan akan mati. Disinilah pentingnya kita mengetahui tanaman apa saja saja yang cocok bagi tanah kita.
Di alam ini terdapat berbagai jenis tanah hal ini tergantung dimana lokasi, maupun wilayah dimana kita tinggal. Berdasarkan tingkat keasamannya (pH) tanah dibedakan dengan ukuran yang menunjukkan tanah tersebut bersifat asam, netral atau basa (alkali). Sedangkan berdasarkan bentuk, tekstur dan komposisinya, tanah ada yang sifatnya berpasir sampai tanah lempung. Selain itu ada pula yang berupa batu gamping/kapur, tanah serpihan, humus, tanah vulkanik (berasal dari gunung berapi), maupun tanah berbatu. Dalam hubungannya dengan pertanian, maka secara umum tanah terbagi kedalam 3 bagian besar yaitu tanah berpasir, tanah lempung/liat dan tanah berdebu. Tanah berpasir merupakan tanah yang terbentuk dari partikel mineral ukuran besar, sehingga bila kita remas keras-keras dengan tangan, tanah akan mudah hancur. Tanah berpasir ini mengandung banyak oksigen dan sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman sayuran dataran rendah dan menengah. Akar tanaman pada tanah type ini akan lebih mudah melakukan penetrasi. Namun kekurangannya adalah baik air maupun nutrisi meresap lebih cepat. Lagipula, tanah berpasir cenderung bersifat alkalis yang kurang disukai tanaman sayuran umumnya.
Ada beragam jenis tanah yang secara umum dibedakan berdasarkan kandungan mineral dan jumlah bahan organiknya. Tanah pasir (paling kiri) tersusun atas partikel yang berukuran besar, serapan air dan udara lebih mudah namun tidak efisien dalam menahan kelembaban dan unsur hara dalam tanah. Tanah Lempung (paling kanan) tersusun atas partikel tanah yang berukuran kecil. Akibatnya daya drainase rendah dan tanah sulit diolah. Tanah debu (tengah) merupakan jenis tanah yang paling ideal karena tersusun dari material partikel yang seimbang baik liat, pasir maupun lempung. Tanah ini baik dalam resapan unsur hara, mudah diolah serta lebih subur.
Tanah liat atau berlempung tergolong tanah yang paling sulit diolah. Ini disebabkan tanah lempung mengandung partikel yang berukuran sangat kecil sehingga lebih padat karena ikatan partikel di dalamnya lebih erat. Bila kita genggam kuat-kuat tanah ini, maka kita akan merasa licin dan lengket. Karena memiliki sifat seperti itu, tanah akan terasa berat dan susah diolah terutama di musim penghujan, namun tanah ini akan menjadi sangat keras dan pecah di musim kemarau. Dibandingkan dengan tanah berpasir, akar tanaman pada tanah ini akan lebih sukar menembusnya. Bahkan karena sifatnya itu, air lebih sulit meresap.
Jenis tanah ketiga adalah tanah berdebu (loam soil) dimana tanah ini merupakan yang paling baik dan sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman sayuran. Karena tersusun dari pasir, tanah lempung, batu-batuan dengan kandungan bahan organik yang lebih banyak sehingga memudahkan akar untuk melakukan penetrasi. Disamping itu, jenis tanah ini juga mencegah air agar tidak meresap secara cepat dan drastis. Bila tanah anda bersifat lempung maupun berpasir maka salah satu cara untuk merubahnya menjadi loam soil adalah dengan menambahkan bahan organik seperti kompos, pupuk organik, atau peat moss.
Menguji Jenis Tanah
Secara langsung, hasil pengujian tanah memang tidak akan menunjukkan detail jenis tanah seperti apa lahan yang kita miliki tersebut. Namun setidaknya dari hasil pengujian secara statistik akan menunjukkan apakah tanah kita bersifat basa, asam, atau netral yang ditunjukkan dengan nilai pH. Hal ini penting karena bila tanah kita terlalu asam atau terlalu basa, akan mengganggu pertumbuhan tanaman bahkan bisa membuat tanaman keracunan unsur-unsur tertentu. Sehingga bila kita sudah mengetahui apakah tanah kita terlalu asam ataupun terlalu basa, kita bisa menambahkan material tertentu untuk menyesuaikan pH agar sesuai dengan tanaman yang diusahakan. Sebagai contoh, kapur bisa digunakan atau ditambahkan untuk menaikkan pHtanah yang terlalu asam. Sedangkan belerang/sulfur atau peat moss bisa digunakan untuk menurunkan pH tanah yang bersifat basa.
Pengujian tanah dapat dilakukan sendiri, dapat juga diujikan melalui pihak lain dalam hal ini lembaga penelitian seperti universitas dan lain-lain tergantung tujuan dan sejauh mana informasi yang ingin kita dapatkan. Bila kita hanya sekedar ingin mengetahui pH tanah, kita dapat melakukannya sendiri dengan pH meter. Namun bila informasi pH saja tidak cukup dan ingin menggali informasi yang lebih luas dari mulai pH sampai ketersediaan nutrisi tentu saja kita harus malalui test laboratorium.
pH meter soil tester merupakan alat pengujian yang paling murah, dan paling banyak digunakan. Bentuk alat ini seperti kerucut dimana bagian bawahnya semakin runcing untuk ditancapkan pada tanah. Pada bagian atasnya terdapat skala ukuran menunjukkan nilai pH dan kelembaban. (Lihat Box). Meskipun tidak seakurat dan selengkap hasil test laboratorium, namun alat ini mudah digunakan oleh siapa saja, dimana kita tinggal menancapkan alat tersebut pada tanah untuk kemudian dilihat pada skala pHnya yang terletak pada bagian atasnya. Nilai pH yang tercantum pada skala menunjukkan kondisi nyata dari lahan kita. Alangkah baiknya bila kita melakukan pengujian di beberapa tempat sehingga hasil pengujian tersebut lebih mewakili.
Apabila pengujian tanah yang dilakukan sendiri dirasa kurang memberikan informasi yang dibutuhkan, maka kita dapat mengujinya melalui test laboratoium. Hasil test laboratorium ini lebih akurat, lebih detail dan lebih lengkap dibandingkan pengujian yang dilakukan dengan alat test sederhana. Namun tentunya biayanya pun lebih mahal. Untuk dapat melakukan pengujian tanah kita bisa menghubungi lembaga penelitian yang berkompeten seperti litbang pertanian, maupun universitas setempat. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka pengambilan contoh tanah dapat dilakukan secara sederhana maupun detail. Pengambilan sampel sederhana dilakukan dengan mengambil tanah di beberapa tempat sedalam 15 cm pada tiga bagian yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Tanah tersebut diambil kira-kira sebanyak 1 kg, dicampur dan dikeringkan. Sampel tanah tersebut dapat langsung dibawa untuk dilakukan pengujian. Biasanya kita akan menerima hasil analisis laboratorium dalam waktu beberapa minggu. Di negara yang sudah maju seperti di Amerika, hasil analisis laboratium tanah sampel akan ditunjukan antara lain berupa pH tanah , kandungan Phospor, kandungan kalium, nilai KTK (Kapasitas Tukar Kation), persentase kejenuhan tanah, tingkat nutrisi tanah, rekomendasi pemupukan dan pengapuran. Karena informasi yang diperoleh lebih lengkap, maka biaya pengujian pun lebih mahal dibandingkan bila kita melakukan pengujian sendiri.
Implementasi Hasil Pengujian
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hasil pengujian tanah akan diperoleh data minimal adalah kisaran pH, sedangkan info yang lengkap bisa berupa Kapastitas Tukar Kation, kandungan unsur hara, kelarutan, maupun rekomendasi hanya bisa kita dapatkan dari hasil pengujian laboratoriu,.
Nilai pH suatu tanah berada pada kisaran 1 sampai 14. Semakin kecil nilainya maka tanah tersebut semakin asam, sedangkan sebaliknya bila nilai tersebut makin besar, maka tanah tersebut semakin bersifat basa. Sebagai ilustrasi pada nilai pH = 1 berarti tanah bersifat sangat asam. Sebaliknya pH bernilai 14 menunjukkan bahwa tanah bersifat sangat basa. Nilai pH=7 menunjukkan bahwa tanah bersifat netral ( tidak bersifat asam maupun basa). Perbedaan nilai pH antara 6 dengan 7 sepertinya sedikit, namun karena skala pH didasarkan pada nilai logaritma, maka nilai pH 6 berarti menunjukkan bahwa tanah tersebut 10 kali lebih asam dibandingkan pH 7.
Setelah nilai pH sudah kita ketahui, maka kita dapat memperkirakan tanaman apa yang cocok dengan kondisi tanah kita. Memang sulit bila kita ingin menyiapkan unsur hara yang benar-benar dibutuhkan tanaman pertanian hanya didasarkan pada ukuran pH saja. Alternatif lain adalah memperkirakan kondisi lahan setempat secara umum yang menunjukkan tanaman mana yang paling cocok, paling optimal tumbuhnya. Hampir sebagian besar tanaman lebih menyukai kondisi lahan dengan tingkat keasaman yang sedang. Tanah yang terlalu asam maupun terlalu basa akan mencegah tanaman mengabsorbsi (menyerap) nutrisi dalam tanah meskipun unsur hara tersedia bahkan melimpah.
Jenis Tanaman Ideal sesuai pH Tanah
pH 4,5 – 5,5
Jenis Tanaman Ideal :
  • Azalea
  • Bent Grass
  • Kentang
  • Semangka
  • Gardenia
  • Dandelion
  • Cranberry
pH 5,5 – 6,5
Jenis Tanaman Ideal :
  • Kacang
  • Wortel
  • Bunga Krisan
  • Jagung
  • Terong
  • Bawang
  • Tembakau
  • Tomat
  • Lada
  • Waluh
  • Squash
  • Strawberry
pH 6,5 – 7,5
Jenis Tanaman Ideal :
  • Apel
  • Asparagus
  • Bits
  • Brokoli
  • Kubis
  • Selederi
  • Melon
  • Selada
  • Bawang
  • Kacang Panjang
  • Bawang Daun
  • Bayam
  • Spinach
Tanah yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman karena akan secara langsung “menahan” serta mencegah unsur untuk diserap tanaman. Cara yang paling mudah untuk menyesuaikan tingkat keasaman tanah agar bisa diterima oleh tanaman bersangkutan hanyalah melalui aplikasi /pemberian kapur. Kapur untuk tanah tersedia dalam berbagai bentuk. Namun yang paling sering digunakan adalah kapur dolomit. Penggunaan kapur dolomit ini karena dia memiliki kandungan kalsium yang tinggi, trace element dan tahan lama pengaruhnya. Umumnya, kapur diperlukan setiap tiga tahun sekali untuk tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi, dengan cara memberikan rata-rata 5 pound per 100 kaki persegi. Jumlah ini akan menurunkan pH sebanyak 1. Bahan lain yang juga bisa digunakan untuk menurunkan keasaman adalah debu/sisa pembakaran kayu. Abu kayu kaya akan potasium. Semakin keras kayunya, maka semakin bagus kandungan nutrisinya. Perlu diketahui pula bila kita memberikan kapur dalam jumlah yang tidak tepat apalagi berlebih maka akan menyebabkan menunrunkan unsur Mangan.
Tanah yang bersifat basa/alkali dapat dinetralkan dengan penambahan sulfur/belerang, peat moss atau bahan organik yang memiliki tingkat keasaman tinggi. Secara tehnis, pemberian belerang pada tanah basa akan mengoksidasi sulfur, dimana belerang akan berubah menjadi asam dan akhirnya akan menetralisir sifat basa dari tanah.
Meskipun penggunaan uji tanah belum begitu meluas, tidak ada salahnya bagi kita untuk menciptakan kondisi yang lebih ideal agar tanaman yang kita tanam bisa berproduksi secara optimal.
(

BERTANAM HIDROPONIK

Terbatasnya lahan produktif saat ini tidak lagi menjadi kendala dalam mengusahakan pertanian indoor maupun outdoor. Meskipun sistem hidroponik bukan teknologi baru lagi bagi kita, namun justru kini telah menjadi trend tatkala media tanah yang produktif semakin berkurang. Selain tidak memakan tempat yang luas, juga ditengarai sistem ini mudah perawatannya serta lebih menguntungkan.
Media tanam hidroponik bisa bermacam-macam. Arang merupakan salah satunya
Sayuran hidroponik dengan media air yang sudah diberi nutrisi
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik.
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.
Bahan-bahan untuk Hidroponik
Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya.
Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil.
Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh didalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.
Cara Penanaman
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, diatasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air.
Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot.
Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.
Formulasi Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand S 15 sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot.
Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro Fitomic dengan aplikasi seminggu sekali.
Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).
Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK Grand S 15, yakni semua unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air.
Salah satu bentuk budidaya hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse
Keuntungan teknik hidroponik
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa HB.,(2001), akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan pembuahan.
(Ir. M. Harris, Technical Field Lampung).